Saturday, January 8, 2011

Saudariku… Kuingin Meraih SurgaBersamamu

Saudariku… Kuingin Meraih Surga
Bersamamu
Penulis: Ummu Ziyad
Memakai jilbab, untuk saat ini
dan di negara ini, bukanlah
berarti sebuah pengilmuan akan
agama. Dulu aku pernah beranggapan bahwa seorang yang
memakai jilbab adalah orang yang akan berusaha
mempertahankan jilbabnya disebabkan proses pemakaian
jilbab itu sendiri membutuhkan pergulatan di hati yang
membuncah-buncah dan penuh derai air mata. Tapi
sayangnya, makin bertambah usiaku, maka berubah pula
anggapan itu disebabkan berbagai kenyataan yang kutemui.
Aku baru menyadari ada sebagian wanita yang
menggunakan jilbab hanya karena sekedar disuruh atau
diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya
bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula
jilbab yang menutupi kepalanya. Mungkin karena itulah kain-
kain itu tidak menutup secara benar kepala dan dada mereka.
Sebagian lagi, memakai jilbab karena pada saat itu, jilbab
terasa pas untuk dipakai dan lebih menimbulkan kesan ‘gaya’
dan kereligiusan agama. Apalagi jika diberi pernak-pernik di
sana-sini. Jilbab yang seharusnya menutup keindahan
wanita tersebut malah justru menambah keindahan itu
sendiri. Ditambah lagi kesan agamis yang terasa nyaman di
hati.
Aku juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-
orang memakai cadar dan berjilbab lebar apakah tidak
kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot
jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh
kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar,
masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik
jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi! Dan… apakah
mereka bisa melihat dari balik cadar yang menutup
matanya?
Untuk yang satu ini, waktu tidak cukup untuk menjawab
semua pertanyaan itu. Karena butuh pengetahuan lain yang
merasuk ke dalam hati untuk mendapatkan jawabannya.
Pengetahuan akan indahnya Islam dengan segala
pengaturan yang diberikan oleh Allah. Pengetahuan akan
surga yang begitu indah dan damai dengan segala
kenikmatannya. Pengetahuan bahwa surga tidak akan
tercium oleh wanita yang mengumbar-umbar aurat di
depan khalayak. Pengetahuan bahwa penghuni neraka yang
paling banyak adalah wanita. Ternyata kerepotan itu
bukanlah kerepotan, melainkan sebuah usaha. Usaha dari
seorang wanita muslimah untuk menggapai surga-Nya.
Untuk bersanding dengan suaminya ditemani dengan
bidadari cantik lainnya. Panas dari jilbab itu bukanlah rasa
panas yang menyesakkan pikiran dan dada. Akan tetapi
hanya sepercik penguji jiwa yang dapat meluruhkan dosa-
dosa kecil dari seorang insan wanita. Bukankah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap
kesusahan yang dialami muslim merupakan peluruh bagi
dosa-dosanya.
Maka… hatiku kini pedih… Ketika kemarin melihat saudariku
yang lain, seiring dengan berjalannya waktu, kini telah
membuka jilbabnya. Sempat kutanyakan, “Di mana
jilbabnya?”
Ia menjawab, “Tidak sempat kupakai.”
Aih… waktu kutanyakan itu, memang pada saat dimana
orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya dikarenakan
bencana alam. Aku hanya terdiam mendengar jawaban itu.
Ah … mungkin karena sangat terkejutnya sehingga tidak
sempat berbalik lagi untuk mengambil jilbab.
Tapi hari ini… kutemukan dia sudah menanggalkan jilbabnya.
Bahkan tak tersisa sedikitpun jejak bahwa ia pernah memakai
jilbab. Kini ia telah bercelana pendek dengan pakaian yang
pendek pula. Sesak rasanya dada ini. Tetapi belum ada daya
dari diriku untuk bertanya lagi tentang sebuah kain yang
menutupi kepala dan dadanya. Masih tersisa di benakku, jika
seseorang yang menggunakan jilbab melepas jilbabnya …
maka habislah sudah… karena perenungan dan pergulatan
hati itu kini telah dikalahkan oleh hawa nafsu. Perenungan
yang pernah mendapatkan kemenangan dengan
dikenakannya jilbab itu kini justru bahkan tak mau diingat.
Hanya kepada Allah-lah aku mengadu dan memohonkan
hidayah itu agar tetap ada bersamaku dan kembali
ditunjukkan kepadanya.
Saudariku… kuingin meraih surga bersamamu. Maka, saat ini
aku hanya bisa berdoa. Semoga kita bertemu di surga
kelak …
Posted by www.muslimah.or.id

No comments:

Post a Comment